Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

MERKURIUS, SEBUAH KELUARGA YANG TAK TERLUPAKAN

Menulis merupakan salah satu hobi yang ingin aku kembangkan. Karena melalui menulis memungkinkan ide dan gagasanku tersampaikan kepada orang lain, siapa tahu mereka sependapat dan akhirnya bisa saling bahu membahu memperjuangkan ide yang sama. Oleh karena itu sangat penting membuat tulisanku menjadi semakin menarik sehingga semakin banyak orang tertarik untuk membacanya.

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 12 TAMAT

Malam semakin larut dan semakin hening. Penuturan Mbah Parto menambah kesunyian malam itu. Berbagai perasaan berkecamuk. Edy nampak yang paling terpukul. Dia hanya bisa menundukkan kepala. Tidak tahu harus mengatakan apa, yang ada hanya keinginannya untuk berteriak sekeras-kerasnya menentang penuturan yang tidak masuk akal ini. Apakah kita sudah menjadi Tuhan, yang tahu akan masa depan?

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 11

“Baiklah, langkah selanjutnya kita pikirkan nanti saja, sekarang yang penting kita cari tahu menurut ilmu kejawen,” Mbah Parto memberikan usul dan mengakhiri perdebatan yang terjadi. “ Injih, Mbah,” kata Pak Sunar. Untuk keperluan perhitungan yang saya lakukan, saya perlu tahu tiron (hari lahir termasuk pasaran jawa, seperti kamis legi, jumat pahing dan seterusnya) beberapa orang, yaitu Edy, Hasna, Pak Sunar, dan Bu Tutik,” Mbah Parto menjelaskan. “Disamping itu, saya juga perlu tahu hari naas keluarga ini,” lanjut Mbah Parto.

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 10

Malam yang bermandikan cahaya rembulan itu, di ruang tamu keluarga Sunar, ayahnya Edy telah berkumpul beberapa orang yaitu kedua orang tua Edy, kakek dan nenek Edy, Mbah Parto dan Parmin, anak Mbah Parto, serta Edy. Mereka berkumpul untuk membicarakan permintaan orang tua Hasna agar orang tua Edy segera berkunjung untuk membicarakan hubungan Hasna dan Edy lebih lanjut.

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 9

Beberapa hari yang lalu Edy sudah berkunjung ke rumah Hasna dan menyampaikan apa yang dikatakan orang tuanya kepada Hasna untuk disampaikan kepada orang tuanya. Meskipun tak sesering waktu lampau, kini kunjungan Edy ke rumah Hasna sudah mulai sering dan hanya sesekali orang tua Hasna menemuinya tanpa mendesak Edy tentang kunjungan orang tuanya. Hanya sesekali saja kadang kala menanyakan. Jalinan asmara keduanya berjalan dengan baik.

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 8

Beberapa hari terakhir ini membuat Edy banyak berpikir dan merenung. Badannya yang sedari dulu memang sudah kecil kini semakin kurus, rambutnya panjang acak-acakan dan tak terawat. Hari-harinya banyak dihabiskan dengan menyendiri, dan mengevaluasi diri, sudahkah tepat apa yang dilakukannya selama ini? Lalu, apa yang harusnya ia lakukan untuk menghadapi segala masalahnya?

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 7

“Assalamu’alaikum,” terdengar suara ayah Edy dari depan pintu. “Waalaikumsalam,” jawab kami yang ada di dalam rumah secara serempak. Tak lama kemudian, seorang lelaki yang nampak sudah tua tetapi masih sehat dengan rambut sepenuhnya berwarna putih nampak berjalan dengan penuh wibawa memasuki rumah. Lelaki tua ini adalah ayah dari Edy dan sering disebut Pak Guru oleh para tetangganya, karena memang ia seorang guru Sekolah Dasar yang sekarang telah menjadi Kepala Sekolah Dasar negeri di Desa itu.

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 6

“Sebelumnya bapak minta maaf, Nak Edy,” Pak Pujiono, ayah Hasna menutup basa basinya dan mengawali percakapan yang lebih serius. “Kamu tahu kan, Hasna sekarang sudah lulus sekolah,” kata ayah Hasna. “Iya, pak,” jawab Edy singkat belum jelas arah pembicaraan ayah Hasna. “Orang desa itu, jika anak perempuannya sudah di- dolani anak laki-laki, pasti terus dibicarakan. Oleh karenanya, Bapak mohon, kamu memberikan kepastian hubunganmu dengan Hasna sesegera mungkin,” lanjut Ayah Hasna dan sejenak ia berhenti untuk melihat reaksi Edy. “Mohon maaf Pak, saya belum paham maksud Bapak,” kata Edy setelah melihat Ayah Hasna belum juga melanjutkan kata-katanya. “Begini nak, biar kami sekluarga tenang, kami sekeluarga menginginkan kamu besaerta keluarga setidaknya ayah dan ibumu datang kemari untuk membicarakan hubungan kalian berdua lebih lanjut. Jangan salah paham, bukan kami tidak percaya sama nak Edy atau menghendaki nak Edy segera menikah dengan Hasna, sekali lagi bukan itu. Tapi setidaknya k

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 5

“Maafkan aku, yang telah berprasangka buruk selama ini,” kata Hasna setelah mendengar cerita Edy. “Sekarang terserah padamu untuk membuat keputusan, apakah hubungan kita ini bisa dilanjutkan atau tidak. Yang harus kamu tahu pertama, mungkin setelah ini aku tidak lagi melanjutkan kuliah karena itu yang diinginkan ibu. Kedua, aku masih sangat mencintaimu,” kata Edy.

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 4

Pertemuan Hasna dan Edy di ruang tamu rumah Hasna merupakan pertemuan pertama mereka setelah dua bulan lebih tak berjumpa tanpa secuil kabar pun. Keduanya tak kuasa untuk memulai percakapan. Detik demi detik berlalu tanpa sedikit pun suara keluar dari keduanya, hanya sesekali segukan Hasna terdengar.

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 3

Dua bulan telah berlalu semenjak malam minggu yang menggelisahkan hati Hasna. Sampai hari inipun ia tidak tahu mengapa malam itu, Edy tidak datang dan juga mengapa sampai hari ini ia juga tidak kunjung datang atau setidaknya memberikan kabar entah bagaimana caranya.

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 2

Malam beranjak semakin larut, satu per satu anggota kelompok pecinta alam itu telah pergi, sebagian berboncengan dengan temannya tetapi sebagian yang lain dijemput oleh keluarganya. Kumandang adzan Isya’ terdengar jelas dari masjid di seberang jalan yang kira-kira hanya berjarak 200 meter dari base camp itu.

BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 1

Senja merayap menghalau sang raja siang ke peraduannya. Lampu-lampu teras mulai dinyalakan. Jalanan dipenuhi hilir mudik kendaraan, meramaikan petang itu. Rumah yang baru dipugar itu tak seperti biasanya, gelap dan tak berpenghuni. Rumah di tepi jalan yang berhalaman luas itu merupakan secretariat kelompok pencinta alam di daerah itu, sehingga tak biasanya nampak sepi dan lenggang.

OUT BOUND, SEBUAH METODE PEMBELAJARAN

Metode pelatihan tidak lagi melulu harus di sebuah ruang kelas dengan guru di depan dan menyampaikan materi sedangkan muridnya duduk tadzim mendengarkannya. Kelas klasikal semacam ini sudah semakin berkurang penggunaannya. Banyak metode pembelajaran nonklasikal yang saat ini dikembangkan, salah satunya metode pembelajaran di alam terbuka.

JEJAK TANDAK TERNAMA

"Adi, belikan emak rokok!' teriak Painem pada anak ragilnya sambil terbarukan batuk. "Emak kan sakit, kata dokter emak harus berhenti merokok kalau ingin panjang umur", Adi mengingatkan emaknya. "Tahu apa dokter itu tentang kehidupan kita. Tanpa rokok aku sudah lama mati mungkin. Belikan saja, kalau ga mau biar kakakmu saja yang belikan", teriak Painem.

SESAL TAK IKUT KOPDAR

Riuh tawa canda ceria Kala mereka bertemu menyatukan diri Bayangan itu nampak nyata Meski kulihat dari rumah sakit nan sepi

JUMPA SAHABAT LAMA

Perjalanan Nganjuk Jakarta, hari ini, tanpa sengaja bertemu teman lama. Seperti biasa bila bertemu seorang teman, aku tanyakan berapa anaknya sekarang, betapa kagetnya aku, ketika jawabannya adalah pertanyaan balik dari istri yg lama atau yang baru. Singkat cerita kemudian ia bercerita bahwa dari istri yg dulu ia dikarunia 2 anak dan istri yang kedua seorang anak usia 5 tahun. Karena bawaan ku yg celometan, iseng aku tanyakan, gimana bos rasanya enak yg dulu atau yang sekarang. Sungguh jawabannya di luar dugaan ku, singkat, enak yang dulu. Lho kok bisa yang lebih enak kok dicarikan ganti yang kurang enak.

PERENCANAAN SDM

Perencanaan sumber daya manusia adalah proses analisis dan identifikasi yang dilakukan organisasi terhadap kebutuhan akan sumber daya manusia, sehingga organisasi tersebut dapat menentukan langkah yang harus diambil guna mencapai tujuannya.