BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 9



Beberapa hari yang lalu Edy sudah berkunjung ke rumah Hasna dan menyampaikan apa yang dikatakan orang tuanya kepada Hasna untuk disampaikan kepada orang tuanya. Meskipun tak sesering waktu lampau, kini kunjungan Edy ke rumah Hasna sudah mulai sering dan hanya sesekali orang tua Hasna menemuinya tanpa mendesak Edy tentang kunjungan orang tuanya. Hanya sesekali saja kadang kala menanyakan. Jalinan asmara keduanya berjalan dengan baik.


Sementara itu, Edy dan Evy, adiknya sudah melewati test CPNS sebagaimana dijadwalkan. Dan hasilnya Edy diterima sedangkan Evy gagal diterima. Dan kalimat bijak ayah Edy ketika pengumuman itu disampaikan kepadanya adalah mungkin inilah jalan hidup yang disiapkan Tuhan untuk anak-anakku, disyukuri saja.

Meskipun Edy sendiri belum yakin dengan apa yang telah diputuskan, namun semua orang dekatnya merasa ikut gembira ketika mendengar ia diterima pada test CPNS yang lalu, termasuk juga Hasna dan keluarganya. Menjadi PNS merupakan impian banyak orang di Desa Edy dan sekitarnya, karena PNS dianggap sebagai kaum priyayi yang kehidupan sosialnya pantas dihormat dan dibanggakan.

***

Akhirnya malam yang mendebarkan bagi Edy tiba. Malam ini keluarga Edy akan memutuskan tentang permintaan orang tua Hasna agar keluarga Edy berkunjung untuk membicarakan hubungan Edy dan Hasna ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan.

Bulan bersinar sangat terang, terlihat anak-anak bermain di halaman rumah. Sedangkan beberapa orang tua duduk di lincak, tempat duduk dari bambu, yang mereka buat di halaman rumah masing-masing. Di rumah Edy meski tidak berbeda jauh dari tetangganya, namun tidak seperti biasanya, di ruang tamu terlihat sedang duduk ayah dan ibu Edy, kakek dan nenek Edy yang merupakan ayah dan ibu dari ibunya Edy, karena nenek dan kakek dari jalur ayah sudah tiada lagi, dan tidak tertinggal Edy juga ikut duduk di ruang tamu itu. Herin, adik Evy terlihat membawa nampan berisi minuman dan makanan kecil.

Tak lama kemudian, datanglah seorang tua renta yang sejak tadi mereka tunggu. Orang tua itu disebut sebagai Mbah Parto, ia berjalan dengan tongkatnya dengan tubuh yang agak membungkuk. Rambutnya yang sepenuhnya berwarna putih bersih dan pakaiannya yang serba hitam akan membuat orang kaget melihatnya jika tidak biasa bertemu. Ia diantar anak lelakinya yang separuh baya dan relatif seumuran dengan ibunya Edy, Parmin namanya. Mabah Parto dikenal sebagai orang yang dituakan di Desa Edy itu, ia merupakan orang yang dipercaya menghitung dan menentukan hari yang tepat untuk hajatan, utamanya pernikahan dan kithanan.

#Onedayonepost
#ODOPbatch5
#Tantangan_Cerbung_9

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERONTAKAN KAUM KHAWARIJ

PENGABDIAN YANG TULUS

FATAMORGANA KEHIDUPAN