DERITA PENGGUNA ELPIJI NON-SUBSIDI
Pagi itu, udara masih terasa dingin, beberapa orang nampak berangkat olahraga pagi. Namun, Pak Suyitno tidak berolahraga pagi seperti biasa, tapi membonceng anak sulungnya, dengan membawa tabung Elpiji 12 Kg. “Kemana Pak Puh?” tanyaku ketika beliau melintas di hadapanku yang sedang melakukan peregaan di depan rumah. “ Nyari Elpiji Mas, semalam habis dan pagi ini si kecil harus dimandikan dengan air hangat”, sahutnya. Pak Suyitno adalah tetangga sebelah rumah dengan uisa sekitar 45 tahun. Perawakannya sedang bahkan senderung kecil dengan potongan rambut yang selalu pendek seperti anggota TNI. Ia seorang kepala keluarga dengan 2 orang anak, si sulung sudah duduk di bangku SMP Kelas VIII, sedang si bungsu masih TK Kecil. Setiap pagi, si bungsu sebelum sekolah selalu dimandikan dengan air hangat, sehingga kehabisan elpiji harus diatasi pagi ini, jika ingin si bungsu sekolah.