PEMIMPI YANG MERINDUKAN KEDAMAIAN



Pemimpi, itu mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan diriku. Kepalaku penuh dengan keinginan terutama terkait dengan kondisi sosial masyarakat. Kegalauan terhadap kondisi sosial ini membuat aku berpikir dan berangan angan bagaimana mengubah kondisi ini ? Dimulai dari mana ? Lalu, apa yang bisa aku perbuat ?


Mimpi-mimpi ini aku peroleh tatkala sebagai mahasiswa pada tahun 90-an. Pada era itu, gerakan mahasiswa menentang orde baru mulai muncul dan aku merupakan bagian dari mereka. Dimulai dengan berbagai diskusi dan berbagai macam gerakan diantaranya advokasi masyarakat tertindas dan aksi massa, terpupuklah mimpi demi mimpi untuk masyarakat dan negeri tercinta.

Setelah orde baru digantikan dengan orde reformasi, tidak banyak yang berubah secara signifikan, sehingga mimpi-mimpi itu masih relevan dan terbawa hingga kini. Bahkan untuk beberapa bidang, kondisi sosial masyarakat kita saat ini lebih memprihatinkan, misalnya kerukunan beragama, dimana dewasa ini toleransi beragama semakin rendah dan bahkan ada pihak pihak yang cenderung memelihara konflik ini untuk kepentingan pribadi dan golongan tertentu.

Namun demikian, terus terang, aku belum banyak beranjak dari seorang pemimpi belaka, belum menjadi seorang penggiat apalagi sebagai seorang pelopor. Ketidakberanjaanku sebagai pemimpi ini karena selain seorang pemimpi, aku juga orang yang kurang berani berkonflik, bahkan cenderung penakut terhadap konflik. Aku selalu ingin hidup dalam kedamaian, tanpa konflik yang berarti.

Saya sadar sepenuhnya bahwa untuk mengubah kondisi sosial yang carut marut tetapi sudah mapan ini, jika serius, mau tidak mau akan berhadapan dengan berbagai pihak yang sudah nyaman dan diuntungkan dengan kondisi ini, sehingga bagi seorang penggiat sosial dan pelopor perubahan, konflik adalah makanan sehari-harinya. Aku masih jauh dari siap untuk menghadapi konflik.

Kemudian, teringat pada tuntunan yang mengatakan bahwa kita semua harus melawan ketidakadilan atau penindasan atau apalah sebutan negatif lainnya, yang utama dengan tangan (kekuatan) kita, jika tidak mampu dengan lisan kita dan jika tidak mampu dengan hati kita, itulah serendah-rendahnya kemampuan melawan.

Jika dilihat dari hatiku, menolak kondisi sosial ini adalah pasti dan tidak bisa ditawar. Aku bermaksud meningkatkan pada tahap lanjut yaitu dengan lisan, karena bila menggunakan kekuatan, apa yang aku punya dan apa yang bisa aku perbuat, kekuasaan juga tidak punya. Itulah yang membawa aku ingin menulis berbagai kondisi sosial kemasyarakatan yang ada di sekitarku, meskipun aku tidak tahu sama sekali teknik menulis, yang penting aku menulis. Dan dengan tulisan, relatif bisa meminimalisasi konflik.

Facebook adalah media yang aku pilih dalam menuangkan tulisan, sebab pikirku media inilah yang akan dibaca banyak orang dan mendukung apa yang aku mimpikan untuk menjadi lebih nyata. Dari teman FB inilah aku mengenal ODOP dan tertarik untuk mengikutinya, karena dengan ini aku akan banyak belajar, memperbaiki tulisan-tulisanku dan semakin manarik untuk dibaca hingga akhirnya akan semakin banyak pula yang mendukung mimpiku.

Aktivitasku saat ini, juga aku upayakan semaksimal mungkin untuk mewujudkan mimpi-mimpiku, meski, terus terang, harus sangat perlahan memulainya.

Saat ini, mengelola pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi PNS merupakan tugas dan tanggung jawabku. Banyaknya stigma yang melekat pada PNS membuat tugas pengelola diklat menjadi semakin berat. Stigma yang melekat pada PNS diantaranya berkinerja rendah, kurang inisiatif, pelayanannya berbelit belit, kurang kompeten, dan sebagainya, diharapkan melalui diklat bagi PNS akan diperoleh perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga lambat laun akan mengikis habis stigma itu.

Kondisi PNS yang berkinerja tinggi, juga salah satu mimpiku, sehingga PNS mampu melayanai masyarakat dengan lebih baik yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, seperti yang kita mimpikan bersama sebagaimana pembukaan UUD 1945.

Sebagai pengelola diklat, seringkali aku melihat seorang fasilitator atau pemateri menyampaikan materi untuk meningkatkan pengetahuan peserta, sekaligus mempengaruhi sikap dan perilaku mereka dalam melaksanakan tugas kelak. Hal ini membawaku berpikir, alangkah menyenangkan bila bisa mempengaruhi perilaku PNS ke rah yang lebih baik. Oleh karenanya, aku mulai belajar bagaimana menjadi seorang fasilitator diklat, mulai dari pengayaan materi yang akan aku pilih, berbagai metode pembelajaran dan alat peraga yang dibutuhkan serta segala hal yang dibutuhkan untuk memberikan materi, yang suatu saat nanti ingin aku lakukan.

Akhirnya, Tuhan berkehendak, suatu saat seorang pengajar Building Learning Comitment tidak bisa hadir, kemudian digantikan oleh pimpinanku dan seperti biasa, ketika pimpinan memberikan materi akulah yang mendampingi. Kehendak Tuhan berlanjut, di tengah pemberian materi, ada kabar kurang baik, anak bungsu pimpinanku mengalami kecelakaan dengan luka yang serius, sehingga mengharuskan beliau meninggalkan kelas dan menyerahkan kelas sepenuhnya kepadaku.

Pengalaman pertama di depan kelas. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa dan bingung harus berbuat apa, secara mental aku belum siap sama sekali. Aku teringat betul, lima tahun yang lalu, aku berdiri di depan kelas dan setelah mengucapkan salam aku berputar putar pada kalimat yang itu itu saja tanpa bisa melakukan apapun. Dan belakangan aku tahu itu jadi bahan candaan kalau tidak boleh dikatakan bahan tertawaan peserta.

Dari peserta yang bijaksana, untuk memandu ametri yang harus aku sampaikan, beliau mengusulkan tanya jawab langsung saja. Akhirnya disepakati dan memperlancar pemberian materi. Sebuah pengalaman yang tak kan terlupakan sampai kapanpun, sampai saat ini. Meskipun saat ini aku relatif lebih terlatih untuk menjadi fasilitator, meskipun tetap saja amatiran, aku akan tetap mengingat aku pernah tidak bisa apa apa di depan kelas di hadapan peserta. Hingga aku bisa mengatakan kesempatan akan membuat orang berkembang.

Saat ini, dengan pekerjaanku dan segala yang aku miliki, aku bertekat akan memberikan segalanya agar mimpi-mimpiku dapat aku wujudkan, meski aku harus rela belajar menulis bersama orang-orang hebat yang seusia anakku di komunitas ODOP ini. Meskipun  kelak aku tidak lulus ODOP-pun, aku bertekat untuk terus menulis demi mewujudkan cita-cita dan mimpi-mimpiku. Dan senyampang masih ada kesempatan, aku akan belajar giat dengan segenap kemampuanku.

Belajar dari itu semua, semoga kita, terutama aku, menjadi orang yang mau belajar dari manapun dan siapapun karena bagiku Universitas Terbesar adalah Universitas Alam Raya. Serta diberikan kekuatan untuk memberikan kesempatan orang lain untuk belajar dan berkembang.

#TantanganODOP1
#Onedayonepost
#ODOPbatch5

Komentar

  1. Halo mas heri, mahasiswa 90? 😄😄.. saya belum lahir atau masih unyu ngempeng sepertinya. Tulisannya masyaAllah, tapi di paragraf 5 ada kata "saya" nyelip. Mungkin kalau diteruskan pake "Aku" semua, mantap. Barakallah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih apresiasinya, emang sdh tua, tapi bukan penghalang untuk belajar. Kekuatan gan masih banyak mohon bimbingannya

      Hapus
  2. Hidup akan lebih hidup jika kita mempunyai mimpi. Keren tulisannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih komennya, saya yakin semua punya mimpi, semoga kita mampu mewujudkannya

      Hapus
    2. Terima kasih komennya, saya yakin semua orang punya mimpi. Semoga kita dapat mewujudkannya. Aku tunggu saran untuk perbaikan tulisan

      Hapus
  3. Semangat trus untuk semua mimpinya mas. Btw, aku tahun 90-an baru lahir hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, sudah tua ya aku hehehe, tapi tetep semangat

      Hapus
  4. Semangat terus untuk mewujudkan mimpi, semangat berbagi kebaikan lewat tulisan Pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih supportnya, semoga kita diberi kekuatan untuk terus berbagi

      Hapus
  5. Belajar itu sepanjang hayat. Salut buat bapak yang terus semangat belajar~ ><

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak ada waktu yg ga tepat untuk belajar, terima kasih kunjungannya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERONTAKAN KAUM KHAWARIJ

PENGABDIAN YANG TULUS

FATAMORGANA KEHIDUPAN