BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 6
“Sebelumnya
bapak minta maaf, Nak Edy,” Pak Pujiono, ayah Hasna menutup basa basinya dan
mengawali percakapan yang lebih serius. “Kamu tahu kan, Hasna sekarang sudah
lulus sekolah,” kata ayah Hasna. “Iya, pak,” jawab Edy singkat belum jelas arah
pembicaraan ayah Hasna. “Orang desa itu, jika anak perempuannya sudah di-dolani anak laki-laki, pasti terus
dibicarakan. Oleh karenanya, Bapak mohon, kamu memberikan kepastian hubunganmu
dengan Hasna sesegera mungkin,” lanjut Ayah Hasna dan sejenak ia berhenti untuk
melihat reaksi Edy. “Mohon maaf Pak, saya belum paham maksud Bapak,” kata Edy
setelah melihat Ayah Hasna belum juga melanjutkan kata-katanya. “Begini nak,
biar kami sekluarga tenang, kami sekeluarga menginginkan kamu besaerta keluarga
setidaknya ayah dan ibumu datang kemari untuk membicarakan hubungan kalian
berdua lebih lanjut. Jangan salah paham, bukan kami tidak percaya sama nak Edy
atau menghendaki nak Edy segera menikah dengan Hasna, sekali lagi bukan itu.
Tapi setidaknya kami sudah memiliki kepastian dan tidak bimbang lagi. Dan hal
ini akan meredakan pembicaraan tetangga tentang Hasna dan kami sekeluarga,”
jelas ayah Hasna lebih lanjut.
Malam
itu bagi Edy terasa sangat panjang, ia sangat terbebani permintaan ayah Hasna.
Orang tuanya juga belum tentu setuju, sebab sampai saat ini Edy belum memiliki
pekerjaan yang pasti. Hampir sebulan Edy tidak berani datang berkunjung ke
rumah Hasna dan juga tidak berani mengungkapkan permintaan ayah Hasna. Entah
sampai kapan permaslahan ini dibiarkan mengambang oleh Edy.
***
Malam
itu, awan nampak gelap. Mendung menghalangi cahaya bulan. Hampir sebulan Edy
diminta ayahnya agar setelah magrib tidak pergi kemana-mana, ayahnya mau
membicarakan sesuatu hal kepada Edy. Saat menunggu ayahnya pulang dari masjid
untuk menunaikan sholat magrib, Edy duduk di ruang keluarga bersama adiknya,
Evy. Evy adalah seorang gadis yang tinggi semampai berkulit kuning langsat. Ia
berambut ikal mengombak dengan panjang sebahu. Namun kaki kirinya infalid
karena pada masa kecilnya terkena folio.
Saat
menunggu ini membawa Edy teringat ketika Hasna mengatakan kalau ayahnya ingin
bertemu, kira-kira hampir sebulan yang lalu. Setelah kejadian itu, Edy tak
berkunjung ke rumah Hasna karena belum bisa memenuhi permintaan ayahnya. Ia
beberapa kali bertemu di luar rumah tanpa sepengetahuan orang tua Hasna. Saat
ini perasaan itu hampir sama, hanya sekarang yang menginginkan bicara adalah
ayahnya sendiri bukan ayahnya Hasna. Edy juga berpikir, senyampang ada kesempatan
berbicara dengan ayahnya, ia akan mengatakan permintaan ayahnya Hasna,
dikabulkan atau tidak dipikir nanti saja. Tetapi tatkala melihat ayahnya datang
dari masjid dengan kewibawaan yang sangat menekan, ia menjadi ragu apakah ia
akan mengatakan permintaan ayahnya Hasna atau tidak.
#Onedayonepost
#ODOPbatch5
#Tantangan_Cerbung_6
Komentar
Posting Komentar