JUMPA SAHABAT LAMA

Perjalanan Nganjuk Jakarta, hari ini, tanpa sengaja bertemu teman lama. Seperti biasa bila bertemu seorang teman, aku tanyakan berapa anaknya sekarang, betapa kagetnya aku, ketika jawabannya adalah pertanyaan balik dari istri yg lama atau yang baru. Singkat cerita kemudian ia bercerita bahwa dari istri yg dulu ia dikarunia 2 anak dan istri yang kedua seorang anak usia 5 tahun.
Karena bawaan ku yg celometan, iseng aku tanyakan, gimana bos rasanya enak yg dulu atau yang sekarang. Sungguh jawabannya di luar dugaan ku, singkat, enak yang dulu. Lho kok bisa yang lebih enak kok dicarikan ganti yang kurang enak.



Lalu ia pun bercerita, dulu sebelum aku nikahi istriku yang kedua ini, kami telah berhubungan sebagai teman cukup lama, dari kesehariannya nampaknya jauh lebih baik daripada istri pertamaku yg dirumah, lebih pengertian, lebih bisa diajak ngobrol dengan santai, lebih bisa menerima aku apa adanya dan seterusnya dan seterusnya yang nampaknya jauh lebih baik. Ketika dirumah dilanda permasalahan, aku menemuinya dan curhat, saat itu dia bisa meringankan beban di kepalaku dengan canda dan kata kata motivasinya, dan celakanya aku mulai membandingkan istri yg di rumah dengannya dan aku sungguh sangat tertarik padanya. Singkat cerita, ketidakcocokan diantara aku dan istri pertamaku berujung pada perceraian dan akhirnya beberapa waktu kemudian aku menikah dengannya.

Sungguh pernikahanku yang kedua ini membawaku sangat bahagia, namun hingga setahun kemudian aku mendapatkan anak pertama kami atau anak ketiga ku. Keluarga kami semakin lengkap dan semakin bahagia. Namun kebahagiaan itu ternyata tidak sampai bertahan satu tahun setelah kelahiran anak kami. Permasalahan permasalahan mulai terungkap dengan kasar, kata katanya tidak semanis biasanya, cemburunya setengah mati hingga aku dapat dikatakan tidak bisa bergerak, sosialisasi ku dengan tetangga sangat berkurang, banyak larangan untukku, bahkan kadang ia mengeluhkan sikapku yang berusaha dengan keras untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan anak anakku dari istri pertama dan banyak hal yang dulunya tidak nampak sekarang terungkap, yang mau tidak mau akhirnya dalam hati aku mengatakan ternyata istri pertamaku masih lebih baik dari istriku yang sekarang. Rumah tangga ini bertahan hanya karena aku tidak mau mengulang kegagalan yg kedua kalinya, hingga aku harus memendam banyak perasaan tidak cocok di dalam hati saja.

Sahabat dan saudaraku yang tercinta, perjalanan Nganjuk Jakarta ini telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagiku melalui teman lamaku, betapa dunia ini memang hanya fatamorgana, belum tentu kenyataan yang sesungguhnya sama dengan apa yang kita lihat, oleh karenanya jangan tertipu megahnya dunia,, dandak semua kejadian sama seperti angan dan keinginan kita, banyak hal menyebabkan kita memang harus menyesuaikan dengan keadaan yang ada agar harmoni kehidupan tetap terjaga dengan baik. Terlalu cepat menyelamatkan orang lain akan membuat keputusan kita tidak fair, segala persoalan memang harus dipikirkan pemecahannya bersama keluarga bukan mencari yg lain di luar keluarga. Keluarga utamanya anak adalah karunia terindah Tuhan pada kita hingga memang harus kita perjuangkan. Dan akhirnya agar kebahagiaan kita dapatkan kita memang harus berjuang dan mesti ada pengorbanan, jangan hanya bisa menyalahkan orang lain.tapi harus lebih banyak instrospeksi diri.

Semoga Allah senantiasa menjaga keutuhan keluarga kita dan memberikan kebahagian kepada keluarga kita.

#Onedayonepost
#ODOPbatch5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERONTAKAN KAUM KHAWARIJ

PENGABDIAN YANG TULUS

FATAMORGANA KEHIDUPAN