BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 2



Malam beranjak semakin larut, satu per satu anggota kelompok pecinta alam itu telah pergi, sebagian berboncengan dengan temannya tetapi sebagian yang lain dijemput oleh keluarganya. Kumandang adzan Isya’ terdengar jelas dari masjid di seberang jalan yang kira-kira hanya berjarak 200 meter dari base camp itu.

Beberapa anggota pecinta alam yang masih di mushola dan juga Edy melanjutkan menunaikan ibadah sholat Isya’. Setelah selesai Edy segera bergabung dengan Wicak, Mas Bowo dan beberapa anggota baru kelompok pecinta alam. Salah satu yang duduk di atas tikar adalah gadis yang sejak awal sudah mencuri perhatian Edy.

“Ed, ini Hasna, adik Kang Eko,” Wicak memperkenalkan Edy dengan gadis berparas Ayu dengan kulit kuning langsat dan rambut sebahu. Segera Edy mengulurkan tangan untuk berjabatan kepada Si Gadis dan dengan sedikit tersipu si Gadis menyambut tangan itu sambil menyebut namanya “Hasna,” dan segera Edy juga menyebut namanya.

“Ed, kamu kan mau mejenguk kang Eko, sekalian boncengin Hasna ya, daripada kami harus mengantarnya. Rencananya baru besok sore kami menjenguk Kang Eko, capek,” lanjut Wicak memberikan penjelasan. “Siap, siapa yang ga mau mboncengin gadis cantik begini, siapa tahu jadi pacarku, hahaha,” kelakar Edy sambil melihat Hasna yang terus tertunduk malu. “Jangan macam-macam ah, ingat Hasna itu adik Kang Eko, bisa-bisa kamu dihajarnya ntar, hahaha,” sahut Wicak.

Dan akhirnya Edy mengantar Hasna pulang diiringi tatap mata Wicak dan beberapa anggota kelompok pecinta alam yang masih harus berbenah menempatkan peralatan yang telah dipakai ke tempat semula hingga halaman dan teras rumah yang sekaligus tempat tinggal Wicak itu nampak bersih, dan rapi teratur kembali.

Minggu malam yang ceria itu merupakan pertemuan pertama antara Edy dan Hasna, yang merupakan awal dari rangkaian pertemuan keduannya pada hari-hari berikutnya. Edy yang saat itu masih kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri di Surabaya, semakin sering pulang kampong. Dan Hasna setiap sabtu sore sudah berdandan rapi bahkan beberapa kali harus hilir mudik di depan cermin meyakinkan diri bahwa ia telah siap bertemu dengan pujaan hatinya. Edy yang awalnya berteman dengan Eko, sekarang datang ke rumah sahabatnya tidak lagi untuk menemui sahabatnya itu, melainkan menemui adik sahabatnya yang telah menjadi tambatan cintanya.

***

Sabtu mala mini, bulan yang hampir purnama menerangi halaman rumah Hasna yang merupakan plesteran untuk mengeringkan padi nampak sangat terang. Namun, cuaca yang begitu cerah ini tidak menggambarkan hati Hasna yang terus saja gelisah. Sesekali ia melihat jarum jam di tangannya. Sebentar duduk sebentar berdiri, bahkan terkadang ia berjalan hingga ke pinggir jalan melihat menengok ke kanan dank e kiri, dan akhirnya kembali duduk di kursi teras. Sejak sore, Hasna menunggu kedatangan Edy, katanya Edy akan mengajak ke Café untuk mengobrolkan sesuatu. Akhir-akhir ini Hasna mendesak Edy untuk memberikan penjelasan karena Hasna medengar Edy telah menduakannya. Namun, hingga malam semakin larut dan bulan semakin tinggi, Edy tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya. Perasaan Hasna bercampur aduk antara kuatir, gelisah dan marah. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menunggu Edy di dalam rumah.

#Onedayonepost
#ODOPbatch5
#Tantangan_Cerbung_2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERONTAKAN KAUM KHAWARIJ

PENGABDIAN YANG TULUS

FATAMORGANA KEHIDUPAN