BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 5



“Maafkan aku, yang telah berprasangka buruk selama ini,” kata Hasna setelah mendengar cerita Edy. “Sekarang terserah padamu untuk membuat keputusan, apakah hubungan kita ini bisa dilanjutkan atau tidak. Yang harus kamu tahu pertama, mungkin setelah ini aku tidak lagi melanjutkan kuliah karena itu yang diinginkan ibu. Kedua, aku masih sangat mencintaimu,” kata Edy.


“Aku juga sangat mencintaimu,” kata Hasna sambil tersenyum malu. “Kita akan coba selangkah demi selangkah dalam membangun hubungan ini. Sekarang kita jalani saja dulu,” kata Hasna mengakhiri kegelisahannya.

Beberapa saat kemuadian, setelah melanjutkan bercakap-cakap seperlunya dengan suasana yang lebih santai, mereka berdua beranjak pamit kepada orang tua Hasna untuk berkunjung ke rumah sakit menjenguk ibu Edy. Orang tua Hasna hanya berpesan hati-hati di jalan dan titip salam untuk orang tua Edy serta agar dimohonkan maaf karena belum sempat berkunjung.

***

Hubungan Edy dan Hasna sudah berjalan lebih dari setahun. Saat pertama kali Edy kenal Hasna ketika Hasna masih duduk di kelas 2 SMA, sekarang Hasna baru saja lulus SMA. Hasna dan Edy tinggal di Desa yang pendidikan untuk anak perempuan masih dinomor-duakan, demikian pula dengan Hasna, setelah lulus SMA, ia tidak melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi.

Semenjak beberapa bulan yang lalu Edy ditangkap tentara dan tidak melanjutkan kuliah, ia membantu orang tuanya bekerja di sawah. Seiring perkembangan waktu ibunya juga semakin sehat, tidak ada kekuatiran lagi terhadap anak sulungnya ini. Dengan pekerjaannya di desa ia memiliki banyak waktu untuk Hasna.

Hari-hari berlalu tanpa ada peristiwa yang istimewa. Seperti biasa, Edy masih sering berkunjung ke rumah Hasna. Tapi mala mini ada yang agak aneh. Sesaat setelah Hasna mempersilakan Edy duduk, ia mengatakan bahwa orang tuanya ingin bertemu dan berbicara dengan Edy. Tentu saja hal ini membuat Edy berdebar-debar. Ada apa gerangan? Tanya Edy dalam hati.

Hasna keluar dari ruang belakang dengan membawa nampan dengan dua gelas di atasnya. Di belakangnya nampak berjalan seorang lelaki paruh baya yang cukup tinggi dengan badan agak kurus dan rambut yang mulai memutih. Kulit oramng tua itu legam mengkilat menandakan kalau sering berada di bawah terik matahari siang. “Assalamu’alaikum,” sapanya sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Edy berdiri menjabat dan mencium tangan orang tua itu, sambil menjawab salam “Waalaikumsalam,” kata Edy. “Silakan duduk,” kata ayah Hasna. Tanpa dikomando kedua kali Edy segera duduk, Hasna setelah meletakkan gelas juga segera ikut duduk di samping ayahnya.

“Nak Edy, saya Pujiono, ayah Hasna,” ayah Hasna memperkenalkan diri. Kemudian percakapan berlanjut dengan hal-hal yang terkait dengan kabar kesehatan keluarga Edy, sebelum akhirnya Pak Pujiono, ayah Hasna lebih serius mengatakan maksud sebenarnya ia ikut duduk di ruang tamu bersama anaknya.


#Onedayonepost
#ODOPbatch5
#Tantangan_Cerbung_5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERONTAKAN KAUM KHAWARIJ

PENGABDIAN YANG TULUS

FATAMORGANA KEHIDUPAN