BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 7
“Assalamu’alaikum,”
terdengar suara ayah Edy dari depan pintu. “Waalaikumsalam,” jawab kami yang
ada di dalam rumah secara serempak. Tak lama kemudian, seorang lelaki yang
nampak sudah tua tetapi masih sehat dengan rambut sepenuhnya berwarna putih
nampak berjalan dengan penuh wibawa memasuki rumah. Lelaki tua ini adalah ayah
dari Edy dan sering disebut Pak Guru oleh para tetangganya, karena memang ia
seorang guru Sekolah Dasar yang sekarang telah menjadi Kepala Sekolah Dasar
negeri di Desa itu.
Setelah
duduk di ruang keluarga, kami dengan hikmat menunggu perkataannya selayaknya
seorang hamba menantuikan titah sang raja. “Ed, aku mau minta tolong,” kata Pak
Sunar, ayah Edy mengawali pembicaraan. “Mulai besok ada pendaftaran CPNS,
tolong kamu antar adikmu, Evy untuk mengurus pendaftaran dan nanti jika tes
masuk,” kata ayah Edy. “Baiklah, Pak, saya akan antar besok dan secukupnya
waktu yang diperlukan,” kata Edy. Ibu Edy yang sedari tadi diam duduk hanya
menonton TV tiba-tiba menoleh dan memberikan usulan, “Gimana kalau kamu sekalian juga daftar Ed, daripada sekedar
mengantar,” usulnya. “Siapa tahu semua diterima, kan ga ada salahnya dicoba,”
lanjut ibu Edy.
“Gimana Ed,” tanya ayah Edy. “Aku tidak
keberatan kalau diminta mengantar Dik Evy, tapi mendaftar CNPS?” kata Edy
bertanya pada diri sendiri. Dulu ketika masih jadi aktivis di Surabaya, Edy
pernah mendapat tawaran untuk menjadi pegawai negeri tanpa test di Pemerintah
Provinsi Jawa Timur, waktu itu Bapak Basofi Sudirman pertama kali menjadi
Gubernur Jawa Timur mengumpulkan para aktivis dan agar para aktivis kampus
mendukung kegiatan Pemerintahan, ia menawarkan siapa yang mau jadi pegawai
negeri akan diangkat tanpa test. Tawaran itu ditolak oleh Edy, kok sekarang disuruh mendaftar CPNS.
Namun karena yang meminta sang ibu yang merupakan orang yang paling
dihormatinya, maka ia tidak melanjutkan kata-katanya.
“Baiklah,
aku masih berat untuk memutuskan sekarang, mohon semua memakluminya, bagaimana
aku di masa lalu, dan bagaimana sikapku terhadap profesi PNS. Aku mohon
diberikan waktu,” kata Edy akhirnya memecahkan kesunyian yang terjadi bebebera
saat. “Iya, kami semua maklum dan paham,” kata ayah Edy. “Keputusannya
sepenuhnya ada di tanganmu, kami akan menerima apapun keputusanmu,” lanjut ayah
Edy. “Namun, sebagai gambaran yang bisa kamu pertimbangkan, pertama, apakah
kamu akan puas dengan menjadi petani, jika tidak maka kamu harus mempersiapkan
diri terutama secara mental untuk memilih dan mulai menekuni profesi yang kamu inginkan.
Kedua, tidak semua PNS berarti bersifat buruk, Tuhan selalu menciptakan segala
profesi dengan bawaan dan cirri khas masing-masing sesuai pribadi orang, tidak
ada dua ciptaan Tuhan yang sama persis, jadi tidak ada rumusnya kalau setiap
PNS pasti korup dan pantas dibenci. Ketiga, masa depan merupakan misteri, kita
tidak pernah tahu rencana Tuhan untuk diri kita, yang terbaik adalah kita
berusaha menjadi yang terbaik, hasilnya serahkan padaNya,” kata ayah Edy
menasihati anak-anaknya yang sedang berkumpul di ruang keluarga.
Banyak
hal yang terjadi di sekitar Edy akhir-akhir ini yang memaksanya harus banyak
merenung dan segera mengambil keputusan. Sangat wajar jika akhir-akhir ini Edy
terlihat murung dan lebih banyak melamun.
#Onedayonepost
#ODOPbatch5
#Tantangan_Cerbung_7
Komentar
Posting Komentar