BAHTERA DI ATAS GELOMBANG EPISODE 10
Malam
yang bermandikan cahaya rembulan itu, di ruang tamu keluarga Sunar, ayahnya Edy
telah berkumpul beberapa orang yaitu kedua orang tua Edy, kakek dan nenek Edy,
Mbah Parto dan Parmin, anak Mbah Parto, serta Edy. Mereka berkumpul untuk
membicarakan permintaan orang tua Hasna agar orang tua Edy segera berkunjung
untuk membicarakan hubungan Hasna dan Edy lebih lanjut.
Edy,
sebagai orang yang akan dibicarakan, memang terlihat sangat gelisah. Ia sering
mempermainkan jari tangannya. Wajahnya begitu pucat seperti habis dikejar setan
saja. Namun hanya itu yang bisa ia lekukan, selebihnya ia pasrah apa yang akan
terjadi.
“Mbah,
malam ini sengaja kami undang karena ada beberapa hal yang akan kami tanyakan
terkait dengan masa depan Edy, anak sulung saya,” Pak Sunar memulai pembicaraan
malam itu. “Coba ceritakan selengkapnya, biar aku nanti bisa menyarankan yang
terbaik,” kata Mbah Parto.
“Begini
Mbah, Edy itu punya pacar namanya Hasna. Kapan hari ayahnya Hasna meminta Edy agar
orang tuanya segera membicarakan kelanjutan hubungan mereka. Terus, jenengan
kami undang ini kami ingin mendengar nasihat dari Mbah terkait hal tersebut,”
Ayah Edy coba memperpendek cerita.
“Kalau
boleh Mbah bertanya, pertama, apakah nak Edy dan Nak Hasna sudah saling
menyukai? Terus apakah Keluarga nak Edy sudah setuju jika mendapatakn menantu
nak Hasna,” tanya Mbah Parto. “Kalau Hasna sama Edy pasti sudah saling suka,
Mbah,” kata Pak Sunar. “Dan prinsipnya saya setuju saja jika memang baik,”
lanjut Pak Sunar. “Kalau nantinya dalam perhitungan saya ternayata tidak baik,
terus gimana?” tanya mbah Parto lebih lanjut. Semua terdiam.
“Gimana, Bu? Kalau saya secara pribadi
siapa saja yang dipilih Edy bagi saya ga
masalah,” kata Pak Sunar. “Tidak bisa begitu dong, Yah,” jawab Bu Tutik, ibunya
Edy. “Kalau memang tidak baik ya jangan diteruskan,” terus Bu Tutik. “Lalu
bagaimana dengan Edy?” tanya Pak Sunar. “Apa kita tidak kasihan sama si Edy,”
tanya Ayah. “Lha terus, kalau tidak baik, apa mau diteruskan. Dengan begitu apa
kita justru tidak kasihan sama si Edy,” jawab Bu Tutik tidak mau mengalah.
“Sebentar,
ga perlu eyel-eyelan,” sela kakek Edy. “Coba kita tanya kembali ke Mbah
Parto, apakah jika memang hitungannya tidak baik, apa harus tidak diteruskan
atau ada langkah lain yang harus kita tempuh untuk mempertahankan hubungan
itu,” lanjut Pak Sabar, Kakek Edy. Edy hanya terdiam dengan gelisah mendengar
percakapan itu. Kemudian akhirnya, permasalahan yang dibahas diserahkan kembali
pada Mbah Parto. Mbah Parto menarik nafas yang sangat dalam sebelum melanjutkan
pembicaraan.
#Onedayonepost
#ODOPbatch5
#Tantangan_Cerbung_10
Komentar
Posting Komentar