PESAN MORAL THE HUNCHBACK OF NOTRE DAME
Reading Challenge ODOP
3 telah memasuki level empat yang juga merupakan level terakhir. Tantangan pada
level ini adalah membaca sebuah buku biografi tokoh Indonesia dan sebuah buku
berbahasa asing. Memenuhi tantangan membaca buku bahasa asing, aku memilih
sebuah novel karya Viktor Hugo yang berjudul The Hunchback of Notre Dame,
dengan satu alasan bukunya tidak terlalu tebal hanya 107 halaman.
Novel ini bercerita
tentang Quosimodo yang memiliki kelainan fisik yang secara diam-diam jatuh
cinta kepada Esmeralda, seorang gadis gipsi yang sangat cantik dan dicintai
banyak orang. Pertemuan mereka terjadi pada saat perayaan hari Epifani yang
diadakan bersamaan dengan festival kaum dungu di alun-alun Paris. Hari itu,
Quosimodo untuk pertama kalinya keluar dari menara gereja yang ia tinggali
sejak kecil dan diadopsi oleh pendeta Claude Frillo.
Saat itu, Esmeralda
ikut memeriahkan festival dengan menari. Melihat Esmeralda yang cantik jelita
menari, Quosimodo jatuh cinta. Ternyata yang terpesona oleh kecantikan Esmeralda
tidak hanya Quosimodo saja, seorang seniman yang bernama Piere dan pendeta
Claude Frillo, yang mengadopsi Quosimodo dan menjabat sebagai wakil Uskup, juga
jatuh hati pada Esmeralda. Akhirnya, Esmeralda menikah dengan sang seniman,
Piere.
Pendeta Claue Frillo
yang sebenarnya juga jatuh cinta kepada Esmeralda, melihat orang yang dicintai
menikah dengan Piere hatinya terluka dan berupaya balas dendam. Ia menghasut banyak
orang dan menuduh Esmeralda sebagai penyihir karena bisa berbicara dengan
kambing, sehingga Esmeralda akan dihukum gantung.
Sesaat sebelum hukuman
dilakukan, Quosimodo menerobos dan menyelamatkan Esmeralda. Akhirnya Esmeralda
tinggal di menara gereja dilindungi Quosimodo. Saat itulah, Esmeralda melihat
ketulusan Quosimodo dibalik wajahnya yang seperti monster.
Piere yang tidak paham
dengan kondisi ini, menganggap Esmeralda dalam bahaya dan bersama orang-orang
gipsy menyerbu gereja untuk menyelamatkan Esmeralda. Pendeta Claude Frillo juga
mengambil kesempatan itu untuk menangkap Esmeralda. Pada penyerbuan itu, Quosimodo
tewas terbunuh, sedangkan Esmeralda juga terluka parah hingga meninggal.
Piere merasa sedih
kehilangan istrinya, dan melihat Quosimodo meninggal. Dia menyadari bahwa dia
memang mencintai istrinya, tetapi Quosimodo lebih mencintainya, sehingga Piere
membuat makam berdampingan untuk mereka.
Novel ini melalui karakter
Esmeralda, Viktor Hugo menampilkannya secara fisik sempurna dan membuat banyak
orang berdecak kagum dan jatuh cinta padanya, namun kemiskinan dan kasta yang
rendah membenarkan untuk dihina, dianiaya, disakiti dan diperlakukan tidak
adil. Karakter Claude Frillo, seorang wakil uskup yang suci, menggambarkan
sosok manusia yang memanfaatkan kedudukan dan wewenangnya untuk melakukan
tindakan yang di luar batas. Ia telah menodai kesucian profesinya demi hasrat
pribadinya. Sedangkan melalui karakter Quosimodo, menggambarkan bahwa kejelekan
rupa tidak selalu diikuti kejelekan sikap, demikian sebaliknya. Pada sosok yang
mengerikan ternyata bisa saja terdapat kelembutan hati dan ketulusan cinta.
Belajar dari kisah
dalam novel ini, perbuatan dosa bukan karena siapa yang menyikapi permasalahan
tetapi bagaimana menyikapi setiap permasalahan yang dihadapi. Pendeta Claude Frillo
yang berpendidikan dan masa muddanya sangat religius, ketika dia tidak mampu
menahan hasrat dan nafsunya ia pun terjerumus pada perbuatan dosa. Oleh karenanya
penting untuk selalu mengendalikan hawa nafsu kita.
#TugasRCO #Level4tugas2
#Onedayonepost
Banyak banget pesan moralnya.
BalasHapusKisah yang mengharukan Pak Puh, jadi penasaran pengen baca juga T_T
Salah satu cerita yang legendaris
HapusKisah ini yang akhirnya membuat Notredame Curch jadi terkenal. The power of writing
BalasHapusBenar mbak Hiday
HapusAku belum baca.. Tapi Esmeralda itu mengingatkankuvpada sebuah telenovela jaman aku SD dulu pak puh..😂😂😂
BalasHapusNamanya memang sama
HapusAamiin. Semoga kita bisa selalu mengendalikan hawa nafsu kita. Apalagi di bulan Ramadhan ini. Aamiin
BalasHapusNice share, pak. Makasih sudah review buku yg punya pesan moral yg bagus.
BalasHapus