MENYIAPKAN JIWA MENYOSONG RAMADAN




Bulan Ramadan merupakan bulan suci dan bulan penuh berkah bagi umat muslim. Karena pada bulan Ramadan banyak fasilitas yang dijanjikan oleh Allah SWT, mulai dilipat-gandakannya pahala, pintu-pintu surge dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, sampai terdapat malam yang senilai dengan 1000 malam. Pada bulan ini umat muslim diwajibkan untuk berpuasa, dan disunahkan untuk melaksanakan berbagai macam ibadah. Puasa ini bertujuan untuk membentuk manusia yang bertaqwa.




Taqwa merupakan derajat tertinggi yang mungkin disandang oleh manusia, semua manusia di hadapan Allah sama, yang membedakan adalah tingkat ketaqwaannya. Pengertian taqwa menurut istilah, kita dapatkan di banyak literatur. Semua pengertian takwa itu mengarah pada satu konsep yakni melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan Allah serta menjaga diri agar terhindar dari api neraka atau murka Allah SWT.



Pengertian ini menunjukkan bahwa taqwa terwujud mulai dari sikap, pemikiran dan niat yang tak kasat mata hingga perilaku nyata yang nampak baik perilaku terhadap dirinya sendiri, keluarga, tetangga, masyarakat, bangsa dan negaranya. Yang terlihat dari orang yang bertaqwa adalah mudah mengulurkan tangan membantu orang lain, bicaranya lemah lembut, penuh kasih sayang terhadap sesama dan lingkungannya, juga berperilaku adil dan sebagainya, sekaligus dengan ketulusan dan niat demi mengabdikan diri hanya kepada Allah SWT.



Perilaku tersebut tidak serta merta bisa dijalankan oleh setiap orang, hanya mereka yang secara kejiwaan bersih saja yang bisa bernbuat demikian. Puasa merupakan sarana melatih diri untuk menampilkan peringai yang demikian. Karena perilaku ini terkait dengan keikhlasan hati, maka puasa tidak sekadar latihan fisik tetapi yang lebih penting adalah latihan membersihkan jiwa.



Puasa sebagai sarana melatih fisik semata, mungkin semua orang bisa melakukan. Jika sekadar menahan diri tidak makan dan minum mulai terbitnya fajar hingga terbenam matahari, maka relatif tidak mengganggu fisik manusia. Bahkan manusia masih bisa bertahan hidup jika tidak makan dan minum beberapa hari. Namun puasa sebagai sarana melatih kebersihan hati tidak semua orang bisa melakukannya. Oleh karena itu, pahala puasa bisa nol hingga tak terhingga dan yang mengetahui hanya Allah semata. Orang-orang yang tidak mampu menjadikan puasa sebagai sarana melatih hati, ia hanya akan memperoleh lapar dan dahaga saja.



Puasa sebagai sarana melatih hati terkait dengan aktivitas-aktivitas hati selama puasa. Kita dilatih untuk peka terhadap sesama dengan mengeluarkan kewajiban berzakat. Juga dilatih untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta dengan berbagai ibadah sunah seperti sholat tarawih, tadarus al Qur’an, bersodakoh dan sebagainya. Pada saat puasa kita dianjurkan untuk lebih bisa meminta maaf dan memaafkan terhadap orang lain. Kita juga dilarang untuk melakukan dosa-dosa kecil yang bisa menggugurkan ibadah puasa, apalagi yang besar. Kita dilatih untuk mengendalikan diri, dengan menahan melakukan hal-hal tertentu meskipun dihalalkan oleh agama jika sedang tidak berpuasa. Ketika secara fisik tubuh mendapatkan asupan makanan yang lebih sedikit, maka perangai yang dulunya pemarah akan lebih tenang. Dengan demikian nyatalah bahwa sebagian besar ibadah puasa kita adalah sarana melatih hati.



Oleh karena itu, sangat tidak layak ketika puasa kita meminta untuk memfasilitasi ibadah kita. Misalnya dengan menutup warung makanan atau melarang mereka yang tidak berpuasa untuk memperlihatkan aktivitas makan dan minum mereka. Untuk mendapatkan manfaat puasa secara optimal kita memang layak mendapatkan tantangan yang lebih tinggi. Demi kebaikan kita sendiri, tidak perlu bermanja-manja untuk diberikan fasilitas. Kita harus menyadari bahwa kita itu beragam, tidak semua berkewajiban untuk berpuasa, bahkan dalam dalilnya pun jelas bahwa yang diwajibkan berpuasa adalah mereka yang beriman, mereka yang tidak beriman tidak wajib.



Oleh karena itu, inilah saatnya kita mempersiapkan hati dan jiwa kita untuk berpuasa, mendekatkan diri kepada Allah. Tidak perlu harus merengek-rengek meminta fasilitas. Kita harus mulai dewasa untuk menjalankan kewajiban kita, karena ibadah itu urusan kita dengan Tuhan kita, yang tidak berpuasa adalah urusan mereka dengan Tuhan mereka. Marilah romadan ini kita menyiapkan jiwa kita untuk menjalankan ibadah dengan baik dan benar, tidak hanya sekedar fisik tapi juga hati kita. Semoga kita mampu melewati romadan dengan penuh keikhlasan yang insya Allah akan meningkatkan derajat kita menjadi manusia yang lebih bertaqwa.



#Onedayonepost

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERONTAKAN KAUM KHAWARIJ

PENGABDIAN YANG TULUS

FATAMORGANA KEHIDUPAN