PERKENALANKU BAGIAN 1: PERAN YANG KUSANDANG
Setiap orang
memiliki multi peran dalam hidupnya, demikian juga aku. Beberapa peran harus
aku lakukan secara bersama-sama. Peran-peran itu diantaranya adalah sebagai
kepala keluarga yang harus bertanggung jawab untuk memimpin untuk menggapai
keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Dalam keluarga itu aku mesti sebagai
seorang suami yang bertanggung jawab membimbing dan menjaga istri. Juga
berperan sebagai ayah dari dua anak laki-lakiku. Dalam memerankan diri sebagai
ayah, maka seorang ayah harus mampu menjadi tauladan bagi anak-anaknya, mampu
menjadi guru bagi mereka, juga sebagai sahabat tatkala sang anak
membutuhkannya. Ayah diharapkan mampu menjadi tempat curhat dan memberikan
berbagai alternatif pemecahan ketika sang anak menghadapi berbagai
permasalahan.
Di tempat kerja, aku
berperan sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang harus mampu sebagai
perekat persatuan dan kesatuan bangsa, juga wajib mendahulukan kepentingan
orang banyak daripada kepentingan pribadi. Di kantor, aku juga seorang bawahan
yang harus mendukung pimpinan untuk mencapai visi dan misi oraganisasi. Disisi
lain, aku juga diamanatkan untuk memimpin beberapa orang, sehingga harus mampu
menjadi tauladan bagi bawahan sekaligus sebagai pembimbingnya, seorang pimpinan
juga mesti mampu memotivasi bawahan untuk menunjukkan kinerja terbaiknya.
Tidak cukup dengan
peran itu. Di lingkungan masyarakat, pastilah seseorang merupakan anggota
masyarakat. Anggota masyarakat mesti hidup bermasyarakat tidak hanya memikirkan
dirinya sendiri dan keluarga juga mesti mengedepankan kepentingan bersama,
mendukung setiap program yang mengarah pada tercapainya masyarakat madani.
Dalam bermasyarakat, tentunya kita memiliki tetangga, maka peran lainnya adalah
peran sebagai tetangga, baik sebagai tetangga dekat maupun tetangga jauh.
Sebagai seorang tetangga kita mesti bergaul dengan baik, memiliki kepedulian
yang tinggi terhadap tetangganya dan saling bantu membantu, ingat mengingatkan,
dan bahu membahu dalam menghadapi permasalahan bersama.
Itulah beberapa
peran yang harus aku lakukan, melihat peran-peran ini, maka dapat dikatakan
bahwa hampir setiap orang kebanyakan memiliki peran tersebut, hal ini berarti
bahwa aku memang orang biasa seperti kebanyakan orang.
Peran-peran tersebut
harus dilakukan secara bersama-sama tanpa salah satu peran mengorbankan peran
yang lainnya. Peran kita sebagai seorang ayah, tidak boleh mengorbankan peran
kita sebagai suami, warga masyarakat ataupun sebagai pegawai. Misalnya sebagai
ayah kita memiliki kewajiban untuk menjaga, melindungi, dan mendukung anak,
tetapi dalam proses tersebut tidak dibenarkan kemudian untuk mendukung anak
lantas tidak memperhatikan kebutuhan istri atau melanggar sumpah dan janji
seorang pegawai. Hal ini nampaknya yang masih sering kita jumpai bahwa satu
peran yang dikedepankan mengorbankan peran-peran yang lain. Oleh karena itu
dalam memainkan peran tersebut agar tidak saling menegasikan perlu koridor yang
jelas agar semua peran kita lakukan dengan baik.
Koridor-koridor
tersebut diantaranya nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku baik nilai dan
norma agama, hokum, dan consensus-konsensus bersama yang berlaku. Artinya,
dalam melakukan setiap peran kita mesti melihat aturan agamanya, aturan
hukumnya dan budaya yang berlaku di masyarakat kita. Koridor lainnya adalah
skala prioritas. Skala prioritas ini didasarkan pada visi dan tujuan hidup kita
ataupun dari sisi waktu, sehingga tindakan yang pertama harus dilakukan adalah
tindakan yang dianggap paling penting. Contoh, ketika kita mesti melakukan
p-eran sebagai seorang kepala keluarga yang mesti mengedepankan kepentingan
keluarga kita, namun jika pekerjaan kita menuntut dedikasi kita, maka perlu
dipertimbangkan dari sudut waktu mendesak yang mana, atau yang mana yang bisa
ditunda pelaksanaannya, kemudian mungkinkan pekerjaan tersebut bisa dilakukan
oleh orang lain dan sebagainya. Dengan demikian tidak selalu keluarga menjadi
nomor satu, larena sesungguhnya kita hidup tidak hanya sebagai bagian dari
keluarga tetapi lebih besar lagi bagian dari pekerjaan kita, bagian dari
masyarakat kita, bangsa kita dan bagian dari peradaban dunia secara
keseluruhan.
Dengan adanya
koridor-koridor yang jelas, setiap orang akan mampu memerankan setiap perannya
yang sangat komplek dengan baik. Demikian juga aku, akan selalu berusaha
mengedepankan yang lebih penting dan bermanfaat bagi lebih banyak orang dalam
memilih tindakan dan perilaku dalam memainkan peran-peranku.
Aku sadari
sepenuhnya bahwa memperkenalkan diri tidak cukup melihat dari sisi peran kita,
maka perkenalanku yang akan datang akan aku coba bahas tentang
pemikiran-pemikiranku, cita-cita ke depanku dan langkah-langkah yang telah aku
lakukan selama ini, karena aku adalah apa yang aku pikirkan dan aku lakukan.
#TantanganAku
#Onedayonepost
#ODOPbatch5
#Kelasnonfiksi
PakPuh selalu mboisssssss
BalasHapusHahaha mbak Nurul bisa aja, terima kasih sudah mampir mbak
HapusPADAHAL dulu awalnya pak Agus ini masih seumuran saya :D
BalasHapusYa pastilah, terima kasih mas Lutfi
HapusYakin, itu masih sebagian kecil dari banyak peran yang lain...
BalasHapusMana cerita tentang peran sebagai anak terhadap orang tua, peran sebagai saudara terhadap saudara-saudara kandung yang lain. Meski sudah berkeluarga masing-masing bukankah peran itu tetap ada dan melekat.
Ditunggu tulisan berikutnya....
Isyah Allah tulisan berikutnya, terima kasih sudah Sudi maampir
HapusSalam kenal pak...hehehe^^...
BalasHapusSalam kenal juga, terima kasih mbak
Hapus