MENULIS SEBUAH KETERAMPILAN YANG HARUS DILATIH
Banyak
orang mengatakan bahwa siapa yang tidak menulis akan hilang dan dilupakan. Jika
ingin berumur panjang, bukan dalam arti usia biologis, meninggalkan suatu karya
tertulis merupakan hal mutlak yang harus dilakukan. Namun, menulis bukan hanya
perkara menghilang dan dilupakan, tetapi menulis merupakan ciri sebuah
peradaban. Menulis merupakan salah satu syarat untuk mentransfer dan
mengembangkan nilai dan peradaban. Budaya lisan tidak cukup untuk melakukan tugas
ini, sebab budaya lisan mudah digerus oleh zaman, karena daya ingat manusia
sangat terbatas belum lagi jika terjadi bias akan sulit mengembalikan pada
konsep yang sesungguhnya.
Namun
ironisnya, di tengah banjirnya berbagai informasi masih banyak orang yang
mengeluhkan sulitnya menulis. Bahkan keluhan ini justru berasal dari mereka
yang harusnya mengembangkan budaya menulis, seperti pelajar, mahasiswa, bahkan
guru. Kebanyakan menganggap bahwa menulis itu terkait bakat, sehingga bagi
mereka yang tidak berbakat memang digariskan untuk tidak menulis. Padahal
seorang penulis tidak lahir begitu saja. Seorang penulis adalah mereka yang
secara terus menerus berlatih untuk menulis dari hari ke hari, hingga suatu
saat orang mengakui bahwa ia adalah seorang penulis yang handal. Tanpa latihan
niscaya tak akan ada keterampilan yang mampu dikuasai dengan baik.
Agar menjadi seorang penulis, syaratnya satu yaitu harus menulis.
Tidak bisa hanya menyimpan gagasannya dalam pikiran. Seorang penulis harus
mampu menyampaikan gagasannya melalui tulisan. Melalui rangkaian kata yang digunakan,
seorang penulis, harus mampu membuat orang mengerti dan memahami ide-idenya dan
mengajak pembacanya mengembara ke alam pikiriannya.
Beberapa keterampilan yang harus dilatih oleh seorang penulis
adalah menemukan gagasan dan mengungkapkannya dalam bahasa tulis. Menemukan
gagasan dapat dilakukan untuk menemukan gagasan adalah dengan membaca,
mengamati lingkungan dan merefleksikan kehidupan pribadinya.
Mambaca
dan menulis adalah dua hal yang tidak terpisahkan, bagai dua sisi mata uang.
Membaca akan menambah pengetahuan dan ide. Pengetahuan dan ide ini tidak akan
banyak berguna jika tidak dituangkan dalam tulisan, karena kemanfaatannya jika
tidak ditulis hanyalah untuk diri sendiri. Jika diungkapkan dalam bentuk
tulisan akan menjadi wacana dan bisa jadi menumbuhkan pemahaman umum yang baru.
Aapapun
yang terjadi di lingkungan sekitar kita jangan pernah diabaikan. Dalam melihat
sebuah fenomena yang sama, belum tentu memiliki persepsi dan pemahaman yang
sama, sehingga bisa jadi hasil pengamatan kita merupakan hal unik yang tidak
dilihat orang lain. Jika sudut pandang kita menjadi bahan tulisan, maka akan
menjadi wacana yang menarik. Oleh karena itu, melatih mengamati sebuah
peristiwa dari berbagai sudut pandang akan memperkaya ide kita dalam menulis.
Perjalanan
hidup masing-masing orang sangatlah berbeda. Hal biasa yang terjadi pada diri
kita bisa jadi merupakan hal yang luar biasa bagi orang lain. Menuliskan
hal-hal yang ada dalam diri kita bukanlah hal yang pasti tidak bermanfaat untuk
orang lain, bisa jadi sebuah pelajaran berharga bagi pembaca dan menjadi
referensi dalam menjalani hidup mereka. Oleh kerana itu, menulis apapun tentang
diri kita adalah sebuah latihan menemukan gagasan yang tidak ada habisnya.
Terakhir,
latihan yang harus ditempuh adalah mengolah dan merangkai kata. Hal ini hanya
bisa dilakukan dengan jalan menulis dan menulis secara terus menerus, sehingga
akhirnya merangkai kata tidak menjadi beban berat bagi kita. Tanpa menuangkan
ide dalam tulisan, maka kita tidak pernah memulai berlatih merangkai kata.
#kelasnonfiksi
#onedayonepost #odopbatch5
Komentar
Posting Komentar