ISI KEPALA MASING-MASING ORANG BERBEDA

Isi kepala masing-masing orang berbeda. Setiap orang memikirkan suatu hal dengan cara mereka masing-masing, sehingga meskipun permasalahan yang dihadapi sama, namun keputusan dan pilihan untuk merespon suatu permasalahan pasti bisa jadi berbeda pula. Hal ini sesuai dengan persepsi, pemahaman dan harapan masing-masing orang atas masalah yang dihadapi tersebut.


Hari ini, kami mempersiapkan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi pejabat eselon IV, yaitu pejabat struktural yang ada pada lembaga pemerintahan. Pejabat tersebut adalah kepala seksi, kepala sub bidang, dan kepala sub bagian pada seluruh unit kerja di limgkungan Pemerintah Daerah.

Salah satu persiapan yang kami lakukan adalah memanggil calon peserta. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan dan kesediaan peserta untuk mengikuti seluruh rangkaian diklat sekaligus mendapatkan ijin dari pimpinannya. Pemanggilan calon peserta ini mendapatkan berbagai macam respon dari calon peserta. Respon tersebut terbagi menjadi dua, yaitu bersedia dan tidak bersedia untuk mengikuti diklat dimaksud, sehingga untuk memenuhi target jumlah peserta 40 orang, maka kami, sebagai pengelola diklat, harus mencarikan pengganti yang memenuhi syarat sebagai peserta diklat.

Di luar dugaan sebagian besar orang, ternyata respon juga diberikan oleh para pejabat eselon IV lain yang tidak terpanggil sebagai peserta diklat. Respon dari mereka berupa pertanyaan, diantaranya mengapa saya tidak dipanggil? Atau apa kriteria calon peserta yang dipanggil diklat? dan sebagainya. Respon ini bagi kami merupakan respon yang luar biasa karena selama ini kecenderungan yang ada pegawai sering menolak untuk dikirim atau dipanggil sebagai peserta diklat dengan berbagai alasan, mulai dari kesibukan kerja, bertepatan waktunya dengan keperluan yang tidak bisa ditunda, tidak diijinkan atasan langsung dan sebagainya. Kondisi saat ini benar-benar berbeda dari biasanya, dimana terdapat salah seorang pejabat eselon IV yang tidak dipanggil karena tidak diijinkan oleh atasannya untuk mengikuti diklat, mendesak pengelola diklat agar dirinya dipanggil sebagai peserta diklat. Bahkan jika perlu minta ditunjuk langsung dari lembaga pengelola diklat tanpa harus disertai persetujuan pimpinan. Hal ini bisa dianggap luar biasa keinginannya untuk ikut diklat.

Respon yang luar biasa tersebut mendapatkan berbagai tanggapan dari sesama PNS. Diantara tanggapan tersebut adalah “Hanya tidak ikut diklat saja kok sampai segitunya.” Inilah sebenarnya respon yang kurang tepat, sebab kita tidak pernah tahu pemikirannya hingga ia senekat itu. Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa membaca hati dan pikiran manusia, sehingga apapun yang dilakukan oleh setiap ortang pasti memiliki alasan dan pertimbangan masing-masing didasarkan pada pengetahuan, persepsi dan harapannya di masa yang akan datang.

Sebagai pengelola diklat, kami sangat tertarik untuk memanggilnya sebagai peserta mengingat semangatnya yang luar biasa. Namun kami juga harus mempertimbangkan keberatan atasannya, karena kami yakin, atasannya juga memiliki pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, kita tidak bisa membenarkan atau menyalahkan salah satu pihak. Dengan demikian yang terpenting agar pengelolaan diklat berjalan dengan baik, maka setiap keputusan yang kami ambil mesti didasarkan pada ketentuan peraturan yang ada dan pertimbangan obyektif lainnya, sehingga dikemudian hari kami dapat mempertanggungjawabkannya dan tidak dipersalahkan atas keputusan yang kami ambil.

#Onedayonepost
#ODOPbatch5


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERONTAKAN KAUM KHAWARIJ

PENGABDIAN YANG TULUS

FATAMORGANA KEHIDUPAN