AKU, DAN PROSESKU MENAPAKI PINTU GERBANG KOMUNITAS ODOP

Saat ini, aku merupakan salah satu peserta Komunitas One Day One Post (ODOP) Batch 5 yang sedang berjalan dan baru  memasuki  minggu kedua dari sembilan minggu yang direncanakan. Meski baru minggu kedua, aku sangat menikmati prosesnya, semoga bisa bertahan hingga akhir. Proses  orang tentu berbeda, dan dalam setiap proses ada saja hal yang bisa dijadikan pelajaran, baik oleh si pelaku maupun bagi orang lain. Oleh karenanya, cukup pantaslah jika aku menceritakan prosesku memasuki komunitas inimeski baru masuk pintu gerbangnya saja.


***

Berbeda  dengan  kebanyakan  orang  yang statusnya dalam media sosial yang dipenuhi foto dan aktivitas sehari- hari,  sebagian besar statusku berupa tulisan, meski tidak panjang tetapi juga tidak terlalu pendek. Isinya didasarkan pada realita yang ada di sekitarku atau dengan kata lain media sosial menjadi jalan bagiku mengungkapkan berbagai kegalauan dan keresahan hati, sekaligus sebagai pengingat diri karena diri ini masih teramat jauh untuk dikatakan sebagai pribadi yang pantas untuk diteladani.

Tulisan-tulisan itu, entah dengan pertimbangan apa, mendorong seorang teman di media sosial, yang hingga kini aktif di Komunitas ODOP dan pada batch 5 ini  menjadi salah  satu  pemateri, yang belakangan baru aku tahu kalau beliau juga bekerja di lingkungan  kantor  yang  sama denganku, untuk mengajakku mencoba bergabung dengan Komunitas ODOP. Malu juga rasanya tidak mengenal dengan baik orang-orang di sekitarku. 

Suatu saat, beliau menjelaskan adanya sebuah komunitas yang bertujuan untuk mendorong setiap anggotanya mem-posting satu tulisan setiap harinya. Bersama komunitas itu, kita bisa banyak belajar menulis yang baik. Mengingat aku menulis tanpa didasari teori menulis apapun, dan hanya membayangkan menulis itu sama dengan berbicara, maka tidak ada salahnya untuk dicoba. Kemudian beliau berjanji akan memberitahu, jika pendaftaran komunitas ODOP  yang baru, telah dibuka.

Yang terbayang dianganku waktu itu, komunitas ODOP adalah sebuah komunitas yang akan memberikan pelajaran teori atau teknik menulis bagi mereka yang mendaftar, dan setelah beberapa saat, setidaknya setelah diberikan beberapa teori, mewajibkan setiap anggotanya menulis dan mem-posting-nya di media sosial setiap hari.  Nantinya,  berangkat  dari tulisan-tulisan yang telah dibuat, anggota komunitas akan diberikan pembelajaran menulis  lebih  lanjut. Benar-benar seebuah bayangan yang didasarkan pada kelas klasikal yang merupakan satu-satunya pengalaman belajarku.

Datanglah waktu yang ditunggu, pendaftaran Komunitas ODOP Batch 5 telah dibuka, dan teman baik itu memberikan info tentang waktu dan syarat pendaftarannya. Setelah mempelajari persyaratannya, ternyata banyak hal yang belum terpenuhi, seperti harus punya akun instagram, facebook dan blog serta mem-posting  tulisan minimal 200 kata dengan tema bebas. Saat itu yang aku punya hanya akun facebook. Lainnya? Tulisan 200 kata, bisalah aku buat. Instagram, banyak teman yang punya dan aku yakin bisa memenuhinya. Blog? Dengar istilahnya saja baru hari itu, makanan apalagi ini?

Akhirnya dengan bantuan seorang teman kantor, aku buat akun instagram dan blog. Sekaligus mengajariku mem-posting sebuah tulisan. Kemudian, melalui link yang di-share teman baik tadi, aku mendaftarkan diri pada Komunitas ODOP batch 5. Dan pada saat itu pulalah baru aku tahu kalau mendaftar komunitas ODOP juga melalui seleksi. Harap-harap cemas menantikan waktu pengumuman. Alhamdulillah, pada saat pengumuman penerimaan, namaku adalah salah satu dari 105 orang yang tercantum dalam pengumuman. Aku diberikan kesempatan untuk mengenal  komunitas ODOP lebih jauh, pikirku.

Tujuanku saat masuk komunitas ini adalah sekedar untuk tahu teori menulis yang baik dan berharap mampu memperbaiki tulisan-tulisanku, sehingga akan menjadi media berbagi yang lebih baik. 

Memasuki kelas pre ODOP, aku masih membayangkan ada materi teori menulis yang akan diajarkan sebagai dasar menulis nanti pada waktunya. Kelas pre ODOP dilakukan dengan kelas online melalui grup WhatsApp (WA), dimana seluruh peserta dimasukkan dalam satu grup WA.  Ternyata tidak seperti bayanganku, materi pre ODOP tidaknya pre menyentuh teori menulis  sama sekali. Materinya, seingatku, idealisme penulis disampaikan Uncle Ik. Seputar. ODOP oleh Mas Ian, PUEBI bersama Mbak Dita, dan Nge-blog yang pematerinya Mas Tran.

Dalam kelas pre ODOP inilah baru aku  sadari bahwa peserta ODOP tidak hanya penulis pemula, banyak dari mereka yang memang sudah jago menulis, bahkan sudah ada yang telah menulis buku. Bisa jadi penulis pemulanya hanya sedikit, dan aku adalah salah satunya. Disamping itu, mereka semua masih berusia muda, bahkan para penanggung jawab (PJ), anggota komunitas  yang lebih dahulu bergabung dan meluangkan waktu untuk membantu dan memfasilitasi anggota baru, juga masih berusia muda. Peserta yang berusia lebih dari 40 tahun bisa dihitung dengan jari, dan lagi-lagi aku salah satunya. Bagiku, komunitas ini adalah komunitas yang luar biasa, penuh dengan orang yang berprestasi dan berusia muda. Sebagai orang yang baru belajar menulis dan tanpa bekal prestasi apapun, rasa minder sempat menghampiriku. Namun, aku telah bertekad untuk belajar. Sebagai pembelajar sejati, minder tidak ada dalam kamusku. Oleh karenanya, aku berusaha untuk mengikis habis rasa minder yang sempat hadir. Aku akan terus mencoba bertahan, hanya kehendak Tuhan yang akan menghentikanku.

Memasuki minggu pertama NgODOP, istilah yang dikenalkan oleh kakak-kakak PJ untuk kewajiban menulis dan mem-posting-nya setiap hari melalui blog masing-masing peserta, kami dihadapkan pada tantangan menulis dengan tema “Siapa aku dan pengalaman paling berkesan”. Tantangan ini, dan setiap tantangan yang akan datang, harus di-posting pada minggu yang bersangkutan, sedangkan 6 tulisan yang lain temanya bebas, sehingga lengkap 7 tulisan untuk 7 hari pada setiap minggunya.

Pada malam hari, Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 20.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB terdapat kegiatan kelas online, sedangkan sabtu dan minggu malam libur. Setiap hari Senin dan Jumat dijadwalkan materi kelas online melalui grup WA yang telah ada. Sedangkan Selasa sampai dengan Kamis, dijadwalkan bedah tulisan, dan untuk keperluan bedah tulisan, dibentuk grup WA baru yang jumlah anggotanya lebih kecil. Peserta batch 5 kemudian dibagi menjadi 4  kelompok, yaitu Bumi, Venus, Merkurius dan Mars. Masing-masing kelompok dibentuk satu grup WA dengan admin para PJ yang telah ditunjuk. Aku bersama dengan 26 peserta yang lain, masuk dalam kelompok Merkurius, dengan PJ Mbak Rene, Mas Yoga, Mbak Anis dan Mbak Hanum. Selain 4 PJ dan 27 peserta, juga terdapat 2 orang nKetua Komunitas ODOP, yaitu Mas Ian dan Mas Heru. Mas Heru ternyata juga berasal dari daerah yang sama denganku, Nganjuk, meski sekarang tinggal di Surabaya.

Harapanku untuk mendapatkan ilmu menulis,  baru terpenuhi bersamaan dengan proses NgODOP. Minggu pertama mendapatkan materi menulis fiksi, yaitu materi unsur intrinsik dari Mbak Wiwit dan Mas Yoga yang menyampaikan tips menulis cerpen. Minggu ini, ada materi non-fiksi, dengan pemateri pertama Mbak Nova yang juga asal Nganjuk. Malam ini aka nada materi non-fiksi yang lainnya. Setiap materi disampaikan secara interaktif, hal ini cukup menyulitkanku yang  masih belum memiliki dasar sama sekali, maka materi uang diberikan kaka PJ menjadi pijakanku untuk googling lebih lanjut dan belajar lebih keras dari teman-teman semua agar aku dapat terus bertahan.

Perjalanan yang baru menginjak pintu masuk ini telah membuatku banyak bersyukur, karena melalui komunitas  ini aku dapat belajar banyak. Disamping belajar menulis, aku mengenal lebih banyak karakter yang mengharuskan aku mampu beradaptasi. Agar bisa terus bertahan, aku dituntut mengembangkan diri. Dan dengan semua teman dan para PJ yang terus men-support, aku mendapatkan keluarga baru yang sangat sayang jika harus ditinggalkan. Oleh karena itu dengan segala daya aku akan berusaha untuk tetap diperbolehkan tinggal dalam keluarga besar ini, tentunya dengan segala konsekuensinya. Sebagai bagian dari keluarga, aku akan berusaha untuk berkontribusi dalam setiap aktivitas, tidak hanya dimotivasi tetapi juga berusaha memotivasi, tidak hanya meminta tetapi juga berusaha memberi. Semoga Tuhan mengijinkan aku tetap berada ditengah-tengah keluarga yang sangat membanggakan ini.

Dan terakhir, aku tidak berani menyebut nama teman baik yang mengenalkanku pada komunitas ini tanpa seijin beliau. Sungguh tiada tara rasa terima kasihku pada beliau, hingga tak ada yang pantas diberikan sebagai ganti terima kasih kecuali mendorong segenap kemampuanku berusaha bertahan dalam komunitas yang luar biasa ini. Sekali lagi terima kasih beribu ribu terima kasih, sobat. 

#Onedayonepost
#ODOPbatch5

Komentar

  1. jadi semangat nulis ya mas? kaya aku....semangaat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus semangat
      Terima kasih sudah mampir, semoga bisa saling menyemangati.

      Hapus
  2. Jadi terharu .... Go merkurius goooo

    BalasHapus
  3. Saya mah penasaran siapa yg ngajakin mas Agus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, belum minta ijin untuk dipublikasikan, maaf belum bisa kasih tahu

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERONTAKAN KAUM KHAWARIJ

PENGABDIAN YANG TULUS

FATAMORGANA KEHIDUPAN