ABNORMAL
“Apel pagi ini terasa nyaman dan damai,” tiba-tiba
terdengar celetukan peserta apel pagi di depan sebuah kantor Pemerintah Daerah.
Hal ini membuatku penasaran, mengapa sampai terdengar celetukan itu? Dan
bagaimana kondisi apel pagi-apel pagi sebelumnya kok sampai dikatakan tidak
nyaman dan damai.
Setelah mencari informasi dari beberapa teman,
didapatkan informasi bahwa yang menyebabkan apel pagi hari ini terasa nyaman
dan damai karena tidak adanya seorang pegawai yang biasa memimpin apel pagi.
Perilaku yang dirasakan tidak nyaman adalah ketika pada waktu apel pagi akan
dimulai, pegawai tersebut secara terus menerus mengingatkan untuk segera
menyusun barisan dengan rapi karena waktu sudah semakin siang. Juga ketika ada
sebuah barisan yang belum ada komandan pletonnya. Hal ini memang dirasakan
risih oleh peserta apel yang lainnya.
Inilah kadang anehnya dunia. Perilaku pemimpin
apel yang mengajak untuk berdisiplin waktu, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan dan pelayanan terhadap masyarakat. Namun, kebiasaan para
peserta yang memang cenderung tidak disiplin menganggap perilaku pemimpin apel
yang demikian itu membuat tidak nyaman, dan menganggap perilaku tersebut
abnormal.
Abnormal adalah suatu keadaan yang tidak sesuai
dengan keadaan yang biasa. Perilaku abnormal bukan berarti salah, sebab normal
- tidak normal dan benar – salah tidak memiliki perbandingan yang sama.
Kenormalan seseorang dilihat dengan membandingkannya pada kebiasaan, sedangkan
kebenaran dilihat dengan membandingkannya pada norma dan nilai yang berlaku
pada masyarakat, baik nilai agama maupun hukum. Dengan demikian seseorang yang
berperilaku abnormal belum tentu tidak benar.
Kadang masyarakat kita itu aneh, karena
kebiasaan-kebiasaan yang terlanjur mendarah daging merupakan
kebiasaan-kebiasaan yang tidak benar, sehingga menganggap orang yang
berperilaku benar merupakan hal aneh. Oleh karena itu, untuk membiasakan
perilaku yang benar pada masyarakat, kita perlu adanya orang-orang aneh dengan
jumlah memadai sebagai perintis yang mengawali membiasakan perilaku yang benar
meskipun tidak sama dengan kebiasaan kebanyakan orang. Dengan memulai
mengenalkan secara terus menerus suatu perilaku yang benar dan mempengaruhi
orang-orang di sekitar sang pionir untuk mengikutinya, baik secara paksa maupun
sukarela, diharapkan akan mendorong orang lain mengubah kebiasaan yang salah
menjadi benar.
Pepatah jawa mengungkapkan “Wong sing pengin swarga kudu iso ngedan,” yang artinya seseorang
yang menginginkan dirinya mendapatkan surga, seseorang harus bisa berperilaku
gila, mungkin inilah gambaran yang tepat untuk menggambarkan kondisi di atas.
Kondisi masyarakat yang telah terbiasa dengan hal-hal yang salah, melanggar
etika, melanggar norma agama, atau melanggar norma hukum, atau sering orang
jawa menyebut sebagai jaman edan
(jaman penuh kegilaan), maka agar mendapatkan ridho Tuhan seseorang harus berani berperilaku berbeda dengan
masyarakatnya meskipun akan dipandang sebagai oramng aneh, abnormal atau gila.
#Onedayonepost
#ODOPbatch5
Wah ini sudah bisa dibilang dakwah dengan unsur budaya jawa...salut pak👍
BalasHapusSaya menulis sebatas pemahaman saya saja kok
Hapusudah lama saya gak pernah apel pagi,... hihi
BalasHapusHahaha, jangan-jangan memang di kantor ga pernah ada apel
HapusRata-rata begitu ya Pak, yang ingin memperbaiki malah dijauhi.
BalasHapusDunia terbalik
HapusKatanya nanti yang baik akan menjadi orang asing di dunia ini Pak Puh
BalasHapusSemua itu pilihan, tentu ada konsekuensinya, kita adalah makhluk merdeka untuk memilih apa saja asal paham konaekuensinya
Hapus