FATAMORGANA KEHIDUPAN
Aku, kamu, mereka dan semua orang memiliki keinginan yang sama yaitu
berbahagia dalam kehidupannya, namun yang membedakannya adalah upaya yang
dilakukan dalam meraih kebahagiaan. Masing-masing orang memiliki cara yang
berbeda, dimana hal ini dipengaruhi oleh persepsi, asumsi dan prasangka
masing-masing.
Seseorang yang dalam keadaan miskin tak memiliki harta apapun
merasakan betapa susahnya hidup, sehingga memiliki prasangka bahwa kebahagiaan
sangat dipengaruhi oleh kepemilikan uang dan harta benda. Dengan memiliki uang
yang berlimpah ia merasa dapat memenuhi semua keinginan keinginannya sehingga
kebahagiaan akan dating.
Prasangka yang demikian akan berpengaruh pada perilaku yang
bersangkutan, ia akan setiap derap kehidupannya akan berusaha untuk mendapatkan
uang, bahkan dengan segala cara tidak lagi mempertimbangkan baik buruk, halal
haram. Tatkala hal itu terjadi, maka usaha usahanya untuk menumpuk uang, harta
dan benda akan menyeretnya kedalam kesusahan hingga akhirnya menjauhkan diri
dari kebahagiaan yang awalnya menjadi tujuannya.
Berlimpahnya uang, harta dan benda tidak identik dengan kebahagiaan
juga dapat dibuktikan banyaknya orang yang kaya raya tetapi tidak bahagia, ada
yang keluarganya berantakan, bahkan ada yang sampai bunuh diri meskipun harta
kekayaannya berlimpah. Cukuplah itu sebagai peringatan bagi kita.
Ada juga orang yang susah karena selama ini hidup sebagai rakyat
jelata tak punya jabatan apapun sehingga keberadaannya tidak pernah mempunyai
pengaruh apapun terhadap sekitarnya. Kemudiaan pengalaman ini membawa prasangka
bahwa betapa nikmatnya menjadi seorang pejabat tinggi, semua keinginannya
terpenuhi sehingga kebahagiaan dapat dengan mudah diraihnya.
Lagi lagi prasangka ini diikuti dengan perilaku untuk mendapatkan
jabatan setinggi mungkin agar kebahagiaan ia dapatkan bahkan dengan segala
cara, halal haram tidak penting. Namun, dunia sudah membuktikan bahwa jabatan
seringkali membuat orang stress yang dampaknya menimbulkan banyak penyakit,
dengan demikian jabatan bukan pula instrument utama dalam mendapatkan
kebagaiaan.
Memang kadang kala kita dipermainkan oleh fatamorgana kehidupan,
sesuatu yang kita sangkakan acap kali menyeret kita kedalam kehidupan yang
sangat sulit. Oleh karenanya kita memang harus hati hati dengan prasangka kita
karena prasangka kita akan berpengaruh pada perilaku kita dan perilaku ini akan
berdampak pada kebiasaan kita, akhirnya kebiasaan kita inilah yang membawa kita
kea rah yang bai,k atau buruk, kebiasaan kita inilah yang berpengaruh pada
nasib dan takdir kita.
Kebahagiaan itu datangnya dan berada dalam hati kita, cara meraih yang
terbaik adalah sebaik mungkin mengelola hati kuta sehingga kita tahu mana yang
harus diperjuangkan dan mana yang harus diikhlaskan, dengan itu semoga kebahagiaan
akan dating dengan sendirinya. Semoga kita diberikan kemampuan dan kekuatan
untuk mengelola hati dengan baik. Aamiin.
Aamiin.
BalasHapusSelf reminder nih buatku. Terima kasih untuk tulisan yang menginspirasi ini.
Terima kasih supportnya
HapusSangat menginspirasi. Bagaimana seharusnya menyikapi hidup dan kehidupan.
BalasHapusTerima kasih, baru belajar nulis, banyak yang harus diperbaiki
HapusWah pengingat banget nih, terimakasih kang..
BalasHapus